“Dengan izin dan rahmat Allah SWT, insya Allah bangsa ini akan meraih kejayaan. Tentunya manakala para pemimpinnya memiliki iman yang kukuh, bertaqwa kepada Allah SWT, begitu juga dengan rakyatnya, beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta mengikuti pemimpin yang beriman dan bertaqwa.”
“Kesempatan selanjutnya kami persilakan kepada K.H. Abdul Rasyid, putra K.H. Abdullah Sya’fi’ie, untuk menyampaikan mau’izhah,” kata seorang pembawa acara pada sebuah kesempatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di majelis asuhan K.H. Yunus Muhammad, atau dikenal dengan sapaan Mu’allim Yunus, beberapa puluh tahun silam.
Di tengah sesaknya pengunjung majelis, belum sempat Kiai Abdul Rasyid berdiri, tiba-tiba tuan rumah, Mu’allim Yunus, berdiri dan mengambil mikrofon seraya mengatakan, “Ayah Kiai Abdul Rasyid ini memang seorang tokoh. Tokoh besar umat Islam Jakarta. Tapi, sekarang, saat menyebutkan sosok Kiai Abdul Rasyid, ia pun sudah menjadi seorang tokoh, tanpa harus ditekankan bahwa ia putra seorang tokoh.”
Apa yang dikatakan Mu’allim Yunus memang amat tepat. Bahwa Kiai Rasyid adalah putra seorang tokoh besar, memang benar. Ia pun tumbuh besar dalam didikan sang tokoh besar. Namun, ia bukan tipe seorang yang berleha-leha dengan menyandarkan diri di balik bayang-bayang nama besar sang ayah. Lewat berbagai aktivitas dakwah yang ia tekuni sejak muda dengan penuh kesungguhan dan tak mengenal lelah, nyatanya kini ia mendapat tempat istimewa di hati umat, khususnya di kota Jakarta.
Media Dakwah Elektronik
Penggunaan media elektronik untuk berdakwah kini semakin marak. Dalam hal ini, Yayasan Pendidikan Islam Asy-Syafi’iyah termasuk salah satu lembaga yang mengawalinya, yaitu lewat radio yang telah lebih dari setengah abad berdakwah di tengah-tengah umat Islam Nusantara, khususnya Jakarta, yaitu Radio Asy-Syafi’iyyah.
Seiring perkembangan zaman, kini Asy- Syafi’iyyah sudah memiliki tiga radio dakwah: Radio Asy-Syafi’iyah, Radio Alaikassalam FM atau Ras FM, dan Radio Suara Pulo Air.
Tak cukup sampai di situ. Baru-baru ini dakwah Kiai Rasyid merambah ke dunia televisi berbasis komunitas, yang diberinya nama “Assalam TV”.
Ahad, 25 Agustus 2011 lalu, saat peringatan haul akbar K.H. Abdulllah Syafi’ie ke-26 dan tasyakkur Pondok Pesantren Al-Qur’an K.H. Abdullah Syafi’ie Pulo Air, Sukabumi ke-21, televisi itu resmi diluncurkan. Masyarakat bisa menyaksikan tayangan Assalam TV di frekuensi VHF. Karena masih baru mengudara, jam tayangnya pun masih terbatas.
Pada kesempatan berbahagia itu, putra keempat, dari tujuh bersaudara, pasangan K.H. Abdulllah Syafi’ie dan Hj. Roqayah ini juga memaklumatkan bahwa Asy-Syafi’iyyah dengan bangga meluncurkan air mineral dalam kemasan bermerek “Pulo Air”. Bisnis ini akan menopang kegiatan dakwah dan pendidikan santri yang kurang mampu di Asy-Syafi’iyyah.
Bahan baku air mineral Pulo Air berasal dari mata air Pulo Air, yang berada di lingkungan Pesantren Al-Qur’an K.H. Abdullah Syafi’ie, Pulo Air, Sukabumi, yang berdiri di atas tanah wakaf seorang hartawan nan dermawan, H. Sukarno. Kala itu almarhum mewakafkan taman rekreasinya seluas 3,3 ha untuk dialihfungsikan menjadi lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan yang kini bertambah menjadi seluas 30 ha itu diberi nama “Pesantren Al-Qur’an K.H. Abdullah Syafi’ie, Pulo Air, Sukabumi”. Dari namanya saja, jelaslah bahwa konsentrasi pelajaran pada pesantren ini adalah tahfizh Al-Qur’an, sesuai dengan cita-cita almarhum ayah Kiai Rasyid, yang menginginkan mendirikan madrasah Qur’aniyah.
Semasa hidup, almarhum memang memiliki harapan besar akan berdirinya sebuah pesantren Al-Qur’an. Tak mengherankan, bila menghadiri undangan Musabaqah Tilawatil Al-Qur’an (MTQ) di berbagai daerah, sang ayah kerap berpesan untuk mendirikan madrasah-madrasah Qur’aniyah.
Sehat dan Berkah
Ide awal membuat air mineral dalam kemasan sebetulnya isyarat dari pewakaf. “Ketika menyerahkan lahan seluas 3,3 ha, pengusaha Rumah Makan Sunda Lembur Kuring di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, ini meminta kepada kami agar mata air yang berlimpah dari lokasi wakaf bisa diberdayakan untuk menopang pengembangan pesantren di kemudian hari,” kata Kiai Rasyid A.S., mengenang.
Kiai Rasyid optimistis, Pulo Air mampu bersaing dengan air mineral lainnya yang lebih dahulu beredar. Air dari mata air Pulo Air telah memenuhi standar untuk menjadi bahan baku air minum yang baik.
Bahkan Pulo Air memiliki keunggulan dibanding air mineral lainnya. Pasalnya, mata air Pulo Air berada di kawasan Pesantren Al-Qur’an K.H. Abdullah Syafi’i, Pulo Air, Sukabumi. Lokasi religius, setiap menit begitu semarak dengan kegiatan keislaman. Terutama pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
Menurut Tuan Guru K.H. Dr. Zainul Majdi, menantu Kiai Rasyid, yang juga gubernur NTB, melansir penemuan ilmuwan Jepang, Dr. Masaru Emoto, sesungguhnya air itu hidup. Molekul air dapat merepons sesuatu dari lingkungannya, baik maupun buruk.
Dalam penelitiannya, ilmuan Universitas Yokohama ini berhasil mendapatkan sebuah foto air berbentuk kristal pertama di dunia bersama sahabatnya, Kazuya Ishibashi, seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop.
Foto kristal air itu didapatnya dengan cara membekukan air yang telah didoakan pada suhu -25 derajat Celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi.
Penasaran dengan penemuannya, kedua ilmuwan hebat itu menyebutkan kata “setan” pada air itu, kemudian kristal berubah bentuk menjadi buruk. Diputarkan musik simfoni mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Menariknya, ketika dicoba membacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah....
Maka sampailah pada kesimpulan bahwa ternyata air bisa merespons sesuatu di sekitarnya: “mendengar” kata-kata, “membaca” tulisan, dan “mengerti” pesan.
Dalam bukunya, The Hidden Massage in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsenterasi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air.
Terkait dengan informasi tersebut, Kiai Rasyid berhusnuzhzhan bahwa air Pulo Air memiliki keberkahan khusus, karena setiap saat diperdengarkan bacaan Al-Qur’an. Sehat dan berkah. Insya Allah.
Kesempatan Berharga
Kiai Rasyid lahir di Jakarta, 30 November 1942. Sejak kecil hingga dewasa, ia banyak belajar agama di pendidikan tinggi Islam As-Syafi’iyah, milik ayahanda. Praktis, ia banyak dididik langsung oleh sang ayah.
Pada waktu-waktu tertentu, sang ayah kerap memanggil dan memerintahkannya untuk belajar kitab secara khusus. Biasanya kitab yang digunakan adalah kitab yang juga kerap digunakan habaib, An-Nasha’ih ad-Diniyyah, karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Gembelangan sang ayah, yang sangat intensif, serta disimplin yang tinggi, mempermudah Kiai Rasyid mempelajari ilmu agama.
Seiring bertambahnya usia dan ilmunya, Abdul Rasyid muda selalu mendampingi sang ayah dalam banyak kegiatan ta’lim dan dakwah, baik dalam kota, seperti di Masjid Jami’ Matraman, Masjid Al-Arif, Senen, Masjid Kebon Jeruk, Masjid An-Nur, Grogol, Masjid At-Taqwa, Pasar Minggu, Masjid Kalibata, Pasar Minggu, Tanjung Barat, menghadiri haul ke sejumlah daerah, seperti di Keramat Empang Bogor, Pekalongan, dan Tegal, maupun mengikuti rihlah dakwah sang ayah hingga ke mancanegara, seperti Singapura dan Malaysia.
Berbagai kesempatan yang dijalaninya bersama sang ayah menjadi kenangan amat berharga bagi Kiai Rasyid. Ia merasa beruntung bisa mendampingi sang ayah. Mengikuti dakwahnya tentu meninggalkan kesan mendalam yang hingga kini menjadi bekal baginya dalam menapaki dunia dakwah seperti almarhum.
Umumnya, saat mendampingi ayahnya, Kiai Rasyid memanfaatkannya dengan ikut belajar kepada para habib dan ulama besar lainnya yang hadir, bahkan kepada guru sang ayah sekalipun. Seperti kepada Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Habib Ali bin Husen Alatas Bungur, Habib Salim bin Ahmad Bin Jindan, dan Mufti Johor, Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad.
Menurutnya pengalaman ini begitu berharga, lantaran tidak semua orang, bahkan kiai sekalipun, bisa merasakannya. Sehingga pengetahuan dan pergaulannya begitu luas.
Kiai Rasyid masih mengingat salah satu pesannya yang insya Allah akan terus dilaksanakan tentang mengkaji kitab-kitab habaib. “Lazimkan olehmu membaca kitab-kitab Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, karena di dalamnya terkandung cahaya,” kata Kiai Rasyid mengenang ucapan sang ayah.
Nasihat itu dirasakannya amat berguna baginya, yang kini juga aktif terjun ke dunia dakwah, seperti halnya ayahnya dulu.
Kiai Rasyid juga menjadi salah satu penerus lembaga yang didirikan dan diasuh K.H. Abdullah Syafi’ie, Asy-Syafi’iyyah. Kini, di bawah kepemimpinannya, Asy-Syafi’iyyah semakin maju dan berkembang.
Ayah tujuh orang anak hasil pernikahannya dengan Ustadzah Hj. Azizah binti Aziz ini juga aktif di berbagai organisasi keagamaan, seperti di MUI dan KISDI (Komite Internasional untuk Solidaritas Dunia Islam). Bahkan di KISDI, organisasi yang anggotanya terdiri dari sejumlah organisasi Islam di Indonesia, ia mendapat amanah sebagai ketua umum.
Baginya, seabreg aktivitasnya tersebut belum seberapa. Kiai yang selalu menekankan pentingnya menyelamatkan aqidah umat ini memiliki asa yang selama ini terus diniatkan untuk kemaslahatan umat. “Saya seorang hamba Allah SWT yang dha’if, namun saya wajib bersyukur atas semua aktivitas dakwah yang saya geluti saat ini. Untuk itu, ke depannya saya berencana mendirikan sebuah masjid dengan kapasitas yang besar, sekaligus universitas dan rumah sakit.”
Menutup perbincangan kepada alKisah, Kiai Rasyid berpesan. “Dengan izin dan rahmat Allah SWT, insya Allah bangsa ini akan meraih kejayaan. Tentunya manakala para pemimpinnya memiliki iman yang kukuh, bertaqwa kepada Allah SWT, begitu juga dengan rakyatnya, beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta mengikuti pemimpin yang beriman dan bertaqwa. Bukan memerangi pemimpin lantaran dituduh menerapkan hukum jahiliyyah, dengan berbagai aksi kekerasan atau teror seperti yang belakangan kembali marak. Saya mengutuk aksi teror, apa pun bentuk dan motifnya. Karena ini tidak diajarkan dalam Islam. Jelas ini bukan jihad yang dianjurkan dalam Islam, yang cinta damai.”
www.ucapantahunbaru.blogspot.com
Selasa, 26 Januari 2010
KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie: Demi Maslahat Umat
Share this
Related Articles :
Arsip Blog
-
▼
2010
(580)
-
▼
Januari
(580)
- Drs. KH. Muhammad Zubaidi Muslich
- Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan
- KH. M. Ma’shum bin Aly
- Habib Salim bin 'Abdullah bin 'Umar asy-Syathiri
- KH. Marzuqi Romli
- TIGABELAS ALASAN KEUTAMAAN BERSHOLAWAT
- “Sang Macan Putih dari Pulau Jawa” (edisi 1)
- KH. Abdul Ghofur Maimoen (Kader NU Mesir Raih Gela...
- KH Masyhudi Hasan Ilmuwan Idealis Itu Adalah Kac...
- KH. Maimun Zubair (Matahari Dari Sarang)
- al-Habib Syekh bin Salim al-Aththas
- Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy
- Inilah Mimpi-Mimpi Rasulullah Saw Yang Menakjubkan
- SEBAGIAN AMALIYAH DIMALAM NISFU SYA'BAN
- ASWAJA (AHLUSSUNAH WAL JAMAAH)
- AL HABIB ZEIN BIN ‘ALI BIN AHMAD BIN ‘UMAR AL JUFR...
- HABIB ALWI BIN SALIM ALAYDRUS
- KH. Abdul Mukti bin Harun
- KH. Badrus Salam
- KH. Anwar Nur, Pengasuh Ponpes An-Nur Bululawang
- Habib Sholeh bin Muhammad Mauladdawilah
- BIOGRAFI KH.IMAM FAQIH ASY'ARI DAN SEJARAH BERDIRI...
- KH. MOHAMMAD SAID
- Habib Ahmad Jamal bin Toha Ba'aqil
- Keajaiban-Keajaiban Nabi Muhammad SAW Semasa Kecil
- Alim al-Allamah al-Faqih Syeikh Ismail al Yamani
- Syeikh Abdul Fatah Husein Rawa
- SHEIKH MOHAMMAD KHALIL AL-KHATIB
- MENGENANG SALAH SATU SOSOK ULAMA KHARISMATIK KOTA ...
- Ustadz Taha Suhaimi, Cucu Syeikh Muhammad as-Suhaimi
- Syaikh `Abdullah al-Lahji
- Kyai Soeratmo (Mbah Idris)
- Habib Hasan bin Soleh Al-Bahr Al-Jufri, Keluhuran ...
- KH. Abdul Fattah Hasyim
- KH. Abdullah Abbas
- KETIKA KYAI SALING NYANTRI
- Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad
- SUHRAWARDI AL-MAQTUL: SANG GURU CAHAYA
- AYN AL-QUDAT AL-HAMADZANI
- SEJARAH SHALAWAT BADAR
- ABAH KI QOMARUZZAMAN
- GELAR KELUARGA AL-HASANI
- KH Abdul Wahid Hasyim
- KH. Oesman Mansoer: Dari Mayor Hingga Rektor
- H. Imron Rosyadi SH Diplomat Karir Dari Pesantr...
- Menghadiahkan Bacaan Dzikir Untuk Ahli Kubur
- BETAPA KUASANYA ALLAH SWT (kisah nyata) Satu ger...
- KH. Turaihan Adjhuri Es Syarofi (Guru para Ahli Fa...
- Habib Ali bin Ja'far Alaydrus, Batu Pahat-Malaysia
- GELAR KELUARGA ALAWIYIN DI HADRAMAUT
- Syaikh Ahmad AlBadawiy RA. – WaliQutb Al Ghouts
- KH.SYAFI’I HADZAMI (SUMUR YANG TAK PERNAH KERING)
- Terkuaknya ke-wali-an Kyai Hamid Pasuruan dan Ki...
- KISAH AL-HABIB AHMAD AL-MUHDHAR (QUWEREH, YAMAN)
- Merunduk Kala di Puncak Ilmu : Habib Husein bin Ab...
- KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie: Demi Maslahat ...
- Bakiak Kiai Abbas Rontokkan Pesawat-2 Sekutu
- Kasyaf Terbukanya hijab antara seorang Hamba denga...
- Habib Hamid al-Kaaf - Khalifah Syaikh Yaasin
- Komentar Tokoh Dunia tentang : Sayyidina wa Maulan...
- Habib Hamid bin Ja’far Al-Qadri: Membumikan Madras...
- SAYYID THOHIR ALAUDDIN AL JAILANI (Sang Juru Kun...
- AL IMAM AL MUHAQQIQ AL MUDAQQIQ ABUL FAIDH SAYYID ...
- AL HABIB ‘ALWI BIN ‘ABDULLAH AL ‘AYDRUS (Salah Sa...
- PERTEMUAN AGUNG BERTABUR NUR KEBERKAHAN ANTARA A...
- AL HABIB ‘ALI BIN SYECH ABU BAKAR BIN SALIM (PANGE...
- KH. Abdul Manan Muncar Banyuwangi Jawa Timur
- Sekilas Abil 'Abbas Balyan Bin Malkan, Nabi Khidir AS
- AL-IMAN AL-HABIB ‘ALAWI BIN ‘ABDULLAH BIN ‘ AYDARU...
- Sayyid ‘Abdullah bin Shadaqah bin Zaini Dahlan al-...
- HABIB UMAR BIN ISMAIL BIN YAHYA CIREBON
- 10 Sahabat Dijamin Masuk Surga
- Habib Nuh al Haddad, Solo
- Sayyid Isa Alkaff Qathmyr : Annasabah Alawiyyah
- Ringkasan Sejarah 25 Nabi Dan Rasul
- K.H. Sholeh Bahruddin Kalam Pengasuh Pon.Pes. Ngal...
- Download
- Gathering 49
- Al Allamah Al Musnid Al Arif billah Alhabib Abdulq...
- Keluarga Alawiyyin di Hadramaut
- ISTI'LAUL QUDROH
- Asal Usul Sebutan ALAWIYYIN
- KH. Muslim Rifa'I Imampuro
- Syekh Ihsan Jampes
- KH. Mahrus Aly
- Syekh Junaid Al-Baghdadi RA
- MANAQIB MU'ALLIF DALA'IL AL-KHOIROT, AL-SAYYID ABU...
- Biografi KH Mufid Mas'ud Pendiri Pondok Pesantren ...
- Manaqib Al Arif Billah Al A`lim As Sayyid Ahmad Za...
- Al-Habib Sayid Hatim bin Ahmad Al-Ahdal
- Al-Habib Raihan bin Abdillah Al-’Adani
- Al-Habib Husein bin Hadi Al-Hamid Waliyullah Yang ...
- Al-Habib Husein bin Bin Abdurrahman Assaqqaf Sesep...
- Al-Habib Ahmad bin Alwi Bahjadab
- Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaff Pe...
- Al-Habib Abubakar bin Ali Shahab Salah Satu Pendir...
- Syekh Samman Sang Pendiri Sammaniyah
- JADWAL PERINGATAN HAUL HABAIB SEJAWA
- Kiai Muhammad Syamsuri bin Dahlan (1906-1988)
- KH Muhammad Dahlan; Pendukung Lahirnya Muslimat NU
-
▼
Januari
(580)