Habib Hadi bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin ‘Abdullah bin Sholeh al-Haddar adalah seorang ulama lagi wali yang dilahirkan pada tahun 1325H (1908M) di Banyuwangi, Jawa Timur. Beliau sejak kecil lagi telah menunjukkan pribadi dan akhlak yang luhur, sehingga sesama kanak-kanak pun beliau tidak pernah bergaduh walaupun diganggu. Dari kecil juga beliau amat menjaga makan-minumnya agar tidak ada secuil pun makanan yang syubhah apatah lagi haram masuk ke tubuhnya.
Tatkala berusia 9 tahun, bonda beliau, Syarifah Syifa’ binti Musthofa as-Saqqaf, meninggalkan dunia yang fana ini. Habib Hadi kemudian dibawa ayahandanya ke Qathan, Hadhramaut. Di Hadhramaut, selain menuntut ilmu daripada ayahandanya, Habib Hadi turut menimba ilmu pengetahuan dengan para ulamanya. Habib ‘Abdullah bin ‘Umar, ayahanda Habib Hadi, meninggalkan dunia yang fana ini ketika Habib Hadi baru berusia 11 tahun. Maka tinggallah Habib Hadi di Hadhramaut bersama adiknya, Habib Muhammad bin ‘Abdullah dalam kehidupan yang amat sederhana. Habib Hadi menjaga adiknya tersebut dengan penuh kasih-sayang dan tanggungjawab. Beliau sentiasa mendahulukan adiknya berbanding dirinya.
Setelah ayahandanya meninggal dunia, Habib Hadi belajar dengan Habib Muhammad bin Hadi As-Saqqaf (gambar di sebelah) di Kota Seiwun. Habib Muhammad bin Hadi ini adalah murid dari Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi, Shohibul Mawlid Simthud Durar. Di majlis ta’lim Habib Muhammad ini, Habib Hadi belajar bersama dengan Habib ‘Abdul Qadir bin Husein As-Saqqaf (ayahanda Habib Taufik as-Saqqaf, Pasuruan).Selain belajar, Habib Hadi tidak pernah lalai melakukan amal-amal nafil sebagai upaya bertaqarrub kepada Allah. Setiap malam, Habib Hadi bermunajat, berdzikir dan mengamalkan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, manakala siang harinya beliau berpuasa. Kesungguhannya ini telah terlihat sejak kecil lagi, dan inilah antara sebab gurunya, Habib Muhammad, memberikan kedudukan yang istimewa kepada beliau di tengah murid-muridnya. Dalam mengajar, Habib Muhammad selalu menyediakan tempat duduk di sampingnya dalam keadaan kosong, dan tidak pernah ada seorang pun dari murid-muridnya yang berani menempati tempat duduk yang kosong itu. Tempat duduk yang kosong itu adalah tempat duduk Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar. Pada umur 20 tahun, Habib Hadi pulang ke Indonesia melalui Surabaya. Ketibaannya isambut oleh saudara-saudaranya yang ketika itu sudah berjaya dalam perniagaan mereka i Surabaya, seperti Habib Ahmad (pemborong jalanan), Habib Muhamad (pedagang beras), Habib Mustafa (saudagar kopra). Tetapi, Habib Hadi menolak semua sambutan yang meriah, bahkan beliau menolak pakaian yang sudah dipersiapkan oleh saudara-saudaranya tersebut.
Walaupun saudara-saudaranya telah menjadi saudagar yang berjaya, namun Habib Hadi tidak terpikat untuk bergabung dengan saudara-saudaranya tersebut. Sebaliknya beliau mengambil keputusan untuk menjual kain sarung dan kain batik di pasar. Melihat beliau berjualan kain di pasar, menyebabkan saudara-saudaranya marah dan mengambil keputusan untuk memaksanya bekerja dengan mereka di perlabuhan. Demi untuk tidak menghampakan saudara-saudaranya tersebut, Habib Hadi akur dan beliau diberikan amanah bekerja di bahagian menimbang kopra. Hari pertama memulakan kerja, Habib Hadi singgah ke pasar dahulu sebelum ke perlabuhan. Di pasar beliau membeli nisan dan nisan tersebut dibawanya ke tempat kerja di perlabuhan. Nisan kayu itu diletaknya di bawah timbangan dan selalu ditaburi bunga yang masih segar. “Saya kalau menimbang kopra selalu ingat nisan yang ada di bawah timbangan. Dengan mengingat nisan ini, saya selalu ingat akan mati, maka timbangannya harus betul. Karena yang saya timbang ini akan dipertanggungjawabkan, kelak di hari kiamat,” kata Habib Hadi mengomentari tingkahnya yang selalu membawa nisan saat bekerja.
Ternyata pekerjaannya itu tidak sesuai dengan jiwanya, maka kemudian beliau berhenti kerja. Beliau menumpukan lebih masa beribadah dan menghadiri majlis-majlis ta’lim dan acara-acara haul para ulama dan habaib yang tersebar di seluruh Jawa. Untuk menafkahi keluarganya, Habib Hadi kembali berdagang kain. Dalam berdagang, beliau sentiasa bersikap jujur. Beliau memberitahu harga yang sebenarnya barang yang dijualnya kepada pembelinya. “Boleh kamu kasih (beri) ongkosnya, atau lebihkan sedikit dari barang ini,” kata Habib Hadi kepada para pembelinya. Pernah Kiyai Haji Hasan ‘Abdillah, salah seorang ulama ternama di Glenmoore, Banyuwangi, berkata kepada Habib Hadi:- “Habib, anda tidak ditipu sama orang dengan berjualan seperti itu?” “Biar orang-orang menipu saya. Yang penting, saya tidak menipu sama orang lain,” kata Habib Hadi kepada KH Hasan ‘Abdillah.
Habib Hadi wafat pada usia 65 tahun dengan meninggalkan 8 orang anak (1 putra, 7 perempuan), pada Khamis, 4 Muharam 1393 H (8 Februari 1973). Jenazah beliau kemudian dishalati dengan diimami Habib ‘Abdul Qadir bin Husein As-Saqqaf Pasuruan (gambar di sebelah) dan dimakamkan di komplek makam Blambangan, Lateng, Banyuwangi. Moga-moga Allah mencucurkan rahmat kasih sayangNya yang tidak berkesudahan ke atas beliau serta memasukkan beliau dalam diwan awliya’Nya yang dimuliakan……. al-Fatihah.
http://bahrusshofa.blogspot.com
www.ucapantahunbaru.blogspot.com
Arsip Blog
-
▼
2010
(580)
-
▼
Januari
(580)
- Drs. KH. Muhammad Zubaidi Muslich
- Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan
- KH. M. Ma’shum bin Aly
- Habib Salim bin 'Abdullah bin 'Umar asy-Syathiri
- KH. Marzuqi Romli
- TIGABELAS ALASAN KEUTAMAAN BERSHOLAWAT
- “Sang Macan Putih dari Pulau Jawa” (edisi 1)
- KH. Abdul Ghofur Maimoen (Kader NU Mesir Raih Gela...
- KH Masyhudi Hasan Ilmuwan Idealis Itu Adalah Kac...
- KH. Maimun Zubair (Matahari Dari Sarang)
- al-Habib Syekh bin Salim al-Aththas
- Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy
- Inilah Mimpi-Mimpi Rasulullah Saw Yang Menakjubkan
- SEBAGIAN AMALIYAH DIMALAM NISFU SYA'BAN
- ASWAJA (AHLUSSUNAH WAL JAMAAH)
- AL HABIB ZEIN BIN ‘ALI BIN AHMAD BIN ‘UMAR AL JUFR...
- HABIB ALWI BIN SALIM ALAYDRUS
- KH. Abdul Mukti bin Harun
- KH. Badrus Salam
- KH. Anwar Nur, Pengasuh Ponpes An-Nur Bululawang
- Habib Sholeh bin Muhammad Mauladdawilah
- BIOGRAFI KH.IMAM FAQIH ASY'ARI DAN SEJARAH BERDIRI...
- KH. MOHAMMAD SAID
- Habib Ahmad Jamal bin Toha Ba'aqil
- Keajaiban-Keajaiban Nabi Muhammad SAW Semasa Kecil
- Alim al-Allamah al-Faqih Syeikh Ismail al Yamani
- Syeikh Abdul Fatah Husein Rawa
- SHEIKH MOHAMMAD KHALIL AL-KHATIB
- MENGENANG SALAH SATU SOSOK ULAMA KHARISMATIK KOTA ...
- Ustadz Taha Suhaimi, Cucu Syeikh Muhammad as-Suhaimi
- Syaikh `Abdullah al-Lahji
- Kyai Soeratmo (Mbah Idris)
- Habib Hasan bin Soleh Al-Bahr Al-Jufri, Keluhuran ...
- KH. Abdul Fattah Hasyim
- KH. Abdullah Abbas
- KETIKA KYAI SALING NYANTRI
- Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad
- SUHRAWARDI AL-MAQTUL: SANG GURU CAHAYA
- AYN AL-QUDAT AL-HAMADZANI
- SEJARAH SHALAWAT BADAR
- ABAH KI QOMARUZZAMAN
- GELAR KELUARGA AL-HASANI
- KH Abdul Wahid Hasyim
- KH. Oesman Mansoer: Dari Mayor Hingga Rektor
- H. Imron Rosyadi SH Diplomat Karir Dari Pesantr...
- Menghadiahkan Bacaan Dzikir Untuk Ahli Kubur
- BETAPA KUASANYA ALLAH SWT (kisah nyata) Satu ger...
- KH. Turaihan Adjhuri Es Syarofi (Guru para Ahli Fa...
- Habib Ali bin Ja'far Alaydrus, Batu Pahat-Malaysia
- GELAR KELUARGA ALAWIYIN DI HADRAMAUT
- Syaikh Ahmad AlBadawiy RA. – WaliQutb Al Ghouts
- KH.SYAFI’I HADZAMI (SUMUR YANG TAK PERNAH KERING)
- Terkuaknya ke-wali-an Kyai Hamid Pasuruan dan Ki...
- KISAH AL-HABIB AHMAD AL-MUHDHAR (QUWEREH, YAMAN)
- Merunduk Kala di Puncak Ilmu : Habib Husein bin Ab...
- KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie: Demi Maslahat ...
- Bakiak Kiai Abbas Rontokkan Pesawat-2 Sekutu
- Kasyaf Terbukanya hijab antara seorang Hamba denga...
- Habib Hamid al-Kaaf - Khalifah Syaikh Yaasin
- Komentar Tokoh Dunia tentang : Sayyidina wa Maulan...
- Habib Hamid bin Ja’far Al-Qadri: Membumikan Madras...
- SAYYID THOHIR ALAUDDIN AL JAILANI (Sang Juru Kun...
- AL IMAM AL MUHAQQIQ AL MUDAQQIQ ABUL FAIDH SAYYID ...
- AL HABIB ‘ALWI BIN ‘ABDULLAH AL ‘AYDRUS (Salah Sa...
- PERTEMUAN AGUNG BERTABUR NUR KEBERKAHAN ANTARA A...
- AL HABIB ‘ALI BIN SYECH ABU BAKAR BIN SALIM (PANGE...
- KH. Abdul Manan Muncar Banyuwangi Jawa Timur
- Sekilas Abil 'Abbas Balyan Bin Malkan, Nabi Khidir AS
- AL-IMAN AL-HABIB ‘ALAWI BIN ‘ABDULLAH BIN ‘ AYDARU...
- Sayyid ‘Abdullah bin Shadaqah bin Zaini Dahlan al-...
- HABIB UMAR BIN ISMAIL BIN YAHYA CIREBON
- 10 Sahabat Dijamin Masuk Surga
- Habib Nuh al Haddad, Solo
- Sayyid Isa Alkaff Qathmyr : Annasabah Alawiyyah
- Ringkasan Sejarah 25 Nabi Dan Rasul
- K.H. Sholeh Bahruddin Kalam Pengasuh Pon.Pes. Ngal...
- Download
- Gathering 49
- Al Allamah Al Musnid Al Arif billah Alhabib Abdulq...
- Keluarga Alawiyyin di Hadramaut
- ISTI'LAUL QUDROH
- Asal Usul Sebutan ALAWIYYIN
- KH. Muslim Rifa'I Imampuro
- Syekh Ihsan Jampes
- KH. Mahrus Aly
- Syekh Junaid Al-Baghdadi RA
- MANAQIB MU'ALLIF DALA'IL AL-KHOIROT, AL-SAYYID ABU...
- Biografi KH Mufid Mas'ud Pendiri Pondok Pesantren ...
- Manaqib Al Arif Billah Al A`lim As Sayyid Ahmad Za...
- Al-Habib Sayid Hatim bin Ahmad Al-Ahdal
- Al-Habib Raihan bin Abdillah Al-’Adani
- Al-Habib Husein bin Hadi Al-Hamid Waliyullah Yang ...
- Al-Habib Husein bin Bin Abdurrahman Assaqqaf Sesep...
- Al-Habib Ahmad bin Alwi Bahjadab
- Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaff Pe...
- Al-Habib Abubakar bin Ali Shahab Salah Satu Pendir...
- Syekh Samman Sang Pendiri Sammaniyah
- JADWAL PERINGATAN HAUL HABAIB SEJAWA
- Kiai Muhammad Syamsuri bin Dahlan (1906-1988)
- KH Muhammad Dahlan; Pendukung Lahirnya Muslimat NU
-
▼
Januari
(580)