Jumat, 08 Januari 2010

Pendiri Tarekat Burhaniyyah/Dasukiyyah

Wali Allah yang masyhur pada zamannya, tokoh tarekat yang berpengaruh besar sampai sekarang
— beliau adalah pendiri Tarekat Dasukiyyah atau Burhaniyyah, dengan ciri pengikutnya biasa memakai surban berwarna hijau.
Syekh Ibrahim Dasuki lahir di Mesir sekitar tahun 623 H di desa Dasuk, sebuah wilayah yang cukup ramai. Ibunda dari Syekh Ibrahim Dasuki adalah Fathiman binti Abdullah ibn Abd al-Jabar, yang merupakan saudara kandu ng Wali Allah terkenal, Sulthan al-Awliya Syekh Abu Hasan as-Syadzili. Selain itu Syekh Ibrahim Dasuki juga memiliki silsilah satu nasab dengan Wali Qutub Syekh Ahmad Badawi dari Tanta.
Syekh Ibrahim Dasuki pertama mempelajari bahasa Arab dan agama sejak kecil. Sejak usia muda beliau sudah hafal al-Qur’an, menguasai tafsir Qur’an dan hadits serta fiqh mazhab Syafi’i. Menurut satu riwayat beliau bahkan sudah mulai berkhalwat sejak usia sekitar 5 tahun. Beliau sejak muda sudah menjadi pengikut Tarekat Syadziliyyah. Sejak usia lima tahun itulah beliau hampir tiada lelah melakukan khalwat. Bahkan pada usia remaja beliau sudah dikunjungi oleh banyak orang dan sebagian besar dari mereka menjadi muridnya. Beliau baru muncul secara penuh di depan publik setelah ayahnya meninggal. Saat itu usia Syekh Dasuki baru 23 tahun. Beliau keluar dari khalwatnya atas desakan murid-muridnya, agar beliau berkonsentrasi mengajar mereka. Karena itu di dekat tempat khalwatnya didirikan zawiyah (pesantren tarekat), di mana dia mengajarkan tarekat yang kelak dikenal sebagai Tarekat Dasukiyyah atau Burhaniyyah.
Setelah Sultan Dzahir mendengar kapasitas keilmuan Syekh Ibrahim Dasuki serta mengetahui murid-muridnya sangat banyak, maka beliau diundang oleh sultan untuk menjadi Syekh Islam di negeri itu. Beliau menerima kedudukan ini, namun gajinya dibagi-bagikan kepada para fakir miskin. Hingga akhir hayatnya, Syekh Dasuki mencurahkan semua waktunya untuk tasawuf, ibadah dan meditasi zikir.
Karya-karyanya
Syekh Dasuki di samping menguasai bahasa arab juga menguasai bahasa asing lain seperti bahasa Suryaniyah dan Ibriyah. Karenanya beliau menulis sejumlah buku dan risalah dalam bahasa Suryaniyah. Syekh Dasuki meninggalkan banyak kitab dalam bidang fiqih, tauhid, dan tafsir, dan bebrapa qasidah. Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Al-Jawahir atau Al-Haqaiq. Beliau wafat kurang lebih tahun 676 H dalam umur 43 di kota Dasuk, dan dimakamkan di zawiyahnya, persisnya di kamar tempat beliau selalu beribadah di dalamnya. Beliau dikenal sebagai Wali yang memiliki karamah besar. Salah satu karamahnya yang terkenal adalah ketika beliau meramalkan kemenangan Sultan Asyraf Khalin ibn Qalawun dalam peperangan melawan tentara salib – dan ramalan itu terbukti tepat.

www.ucapantahunbaru.blogspot.com